WELCOME...............!!!!

^_^ AINI PLANOLOGI'S BLOG ^_^
JAGALAH BUMI KITA DARI TANGAN-TANGAN MANUSIA TAK BERTANGGUNG JAWAB

Selasa, 01 Juni 2010

KOMUNIKASI POLITIK DALAM PEMILIHAN UMUM

BAB I
PENDAHULUAN


Politik merupakan motor pemerintahan di suatu negara. Politik yang baik adalah politik yang berasakan demokrasi. Karena dengan politik yang berasaskan demokrasi maka masyarakat bisa turut serta dalam proses pengambilam suatu keputusan. Hal ini sesuai dengan prinsip demokrasi yang menyatakan semua keputusan “dari rakyat, untuk rakyat dan oleh rakyat". Masyarakat berhak mengemukakan pendapatnya karena masyarakat sendirilah yang mengetahui kondisi sebenarnya. Oleh karena itu, dalam pemilihan umum masyarakat harus memilih secara langsung calon pemimpin atau wakil rakyat tersebut agar sesuai dengan visi dan misi yang tentunya berpihak terhadap masyarakat bukan individu atau kelompok tertentu.
Indonesia yang merupakan negara sedang berkembang untuk pertama kalinya melakukan pemilihan umum (Pemilu) bebas pada tahun 1956. Pada saat itu pemimpin negara atau presiden dipilih langsung oleh masyarakat. Pemilu bebas merupakan salah satu alat terciptanya demokrasi di suatu negara karena masyarakat ikut terlibat dalam pengambilan suara dalam memilih calon pemimpin dan wakil rakyat. Namun hal itu tidak berlangsung lama karena setelah itu masyarakat tidak lagi memilih pemimpinnya secara langsung. Seteah pemilu bebas pada tahun 1956, pemimpin negara dipilih oleh DPR sehingga banyak masyrakat yang merasa tidak cocok dengan visi dan misi pemimpin yang terpilih. Hingga akhirnya banyak masyarakat terutama kaum pemuda yang melakukan protes keras demi memperjuangkan kehidupan yang demokrasi. Indonesia baru melaksanakan kembali pemilu bebas pada tahun 1998.Pemilu demokratis ini dimenangkan oleh partai PDI-P. Setiap calon Presiden atau wakil rakyat yang duduk di daerah ataupun pusat melakukan berbagai strategi agar bisa terpilih dalam pemilihan umum. Berbagai cara mereka lakukan agar visi dan misi yang mereka usung tersampaikan dengan baik dan masyarakat bisa tertarik sehingga akan memilih calon tertentu di pemilihan umum.
Kunci utama dari para calon tersebut agar bisa terpilih di pemilihan umum adalah komunikasi yang baik. Komunikasi yang dilakukan pada pemilihan umum berbeda dengan komunikasi yang dilakukan orang pada kehidupan umumnya. Komunikasi yang dilakukan oleh para calon biasanya bersifat persuasif terhadap masyarakat. Jika para calon bisa berkomunikasi dengan baik maka masyarakat akan terpengaruh untuk mendukung calon tersebut di pemilihan umum. Begitu pula sebaliknya, jika komunikasi yang dilakukan oleh para calon buruk maka masyarakatpun tidak akan tertarik dan cenderung acuh terhadap calon tersebut.
Oleh karena itu, komunikasi politik dalam pemilihan umum harus disertai teknik-teknik komunikasi politik yang tepat dan baik agar pesan yang disampaikan bisa diterima dengan baik oleh masyarakat.

BAB II
ISI


2.1 Terminologi Dasar
2.1.1 Terminologi Komunikasi

Komunikasi tidak bisa lepas dari kehidupan setiap manusia di dunia. Tidak ada seorangpun yang bisa hidup tanpa adanya komunikasi. Semua kegiatan yang dilakukan manusia pasti memerlukan komunikasi agar bisa berjalan. Komunikasi yang baik akan menimbulkan kegiatan yang baik pula, sedangkan komunikasi yang buruk akan menimbulkan permasalahan dalam suatu kegiatan.
Menurut Fank Dance pada tahun 1976, pengertian komunikasi mengandung tiga dimensi konseptual yang mendasari definisi komunikasi, yaitu
a. Tingkat Observasi (Level of observation)
Berdasarkan konsep yang pertama ini, definisi komunikasi adalah proses yang menghubungkan satu sama lain bagian-bagian terpisah dunia kehidupan.
b. Kesengajaan
Definisi yang mengandung konsep kesengajaan adalah definisi yang diungkapkan Gerald R Miller yang menyatakan bahwa komunikasi sebagai situasi-situasi yang memungkinkan suatu sumber menstranmisikan suatu pesan kepada seorang penerima dengan disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima.
c. Penilaian Normatif
Definisi yang sesuai dengan dimensi ketiga ini merupakan definisi yang disampaikan oleh John B. Hoben, yang menyatakan bahwa komunikasi adalah pertukaran verbal pikiran atau gagasan.
(Deddy, 2004:54)
Berdasarkan definisi yang didasarkan pada ketiga konsep tersebut, maka informasi bisa diartikan sebagai suatu proses penyampaian informasi, pikirian ataupun gagasan yang dilakukan secara sengaja oleh dua orang atau lebih baik dalam jarak yang berdekatan ataupun berjauhan sekalipun.
2.1.2 Terminologi Politik
Istilah politik berasal dari kata Polis (bahasa Yunani) yang artinya negara, kota. Dari kata polis dihasilkan kata-kata, seperti:
1. Politeia artinya segala hal ihwal mengenai negara.
2. Polites artinya warga negara.
3. Politikus artinya ahli negara atau orang yang paham tentang negara atau negarawan.
4. Politicia artinya pemerintahan Negara.
Secara umum dapat dikatakan bahwa politik adalah kegiatan dalam suatu system politik atau Negara yang menyangkut proses penentuan tujuan dari system tersebut dan bagaimana melaksanakan tujuannya.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Politik)
2.1.3 Terminologi Komunikasi Politik
Dalam pemerintahan di suatu negara setiap orang akan melakukan komunikasi politik sebagai alat dalam menyampaikan gagasan, visi maupun misinya. Beberapa definisi komunikasi politik telah dicetuskan oleh beberapa ahli. Definisi-definisi tersebut antara lain:
a. Berdasarkan McQuail (1992) dalam Pawito (2009:2), komunikasi politik merupakan semua proses penyampaian informasi - termasuk fakta, pendapat-pendapat, keyakinan dan seterusnya, pertukaran dan pencarian tentang itu semua yang dilakuka oleh para partisipan dalam konteks kegiatan politik yang lebih bersifat melembaga.
b. Komunikasi politik juga diartikan sebagai sebagai segala bentuk pertukaran symbol atau pesan yang sampai tingkat tertentu dipengaruhi atau mempengaruhi berfungsinya sistem politik (Meadow dalam pawito 2009:2).
Jadi, berdasarkan definisi beberapa ahli tersebut, definisi komunikasi politik memang berbeda dengan komunikasi yang dilakukan orang pada umumnya. Komunikasi politik dilakukan oleh orang yang secara langsung ataupun tidak langsung terlibat dalam dunia politik yang bersifat melembaga. Di Indonesia hal ini bisa berupa partai-partai yang sedang marak-maraknya bermunculan. Pesan ataupun informasi yang disampaikan bersifat persuasive ataun mempengaruhi orang lain dengan tujuan politik tertentu.

2.2. Proses Komunikasi Politik dalam Pemilihan Umum
Komunikasi politik yang dilakukan dalam pemilu merupakan suatu proses yang akan berlangsung secara berkelanjutan. Komunikasi politik pada pemilu tersebut hanya merupakan komunikasi awal yang akan dilanjutkan setelah pemilu selesai. Hal ini merupakan komunikasi tindak lanjut dari hasil komunikasi awal pada pemilu tersebut. Proses komunikasi politik tersebut akan berjalan dengan baik jika melibatkan kelima unsur proses komunikasi. Kelima unsur komunikasi politik khususnya pada pemilihan umum antara lain:
a. Pelibat (aktor atau partisipan)
Pelibat dalam unsur komunikasi politik bisa berupa perseorangan, ataupun kelompok. Dalam pemilihan umum, semua pelibat atau aktor tersebut melakukan komunikasi dengan tujuan menyampaikan pesan politik kepada pihak tertentu dari berbagai kalangan, mulai masyarakat pengangguran, petani, wiraswasta, PNS dan lainnya. Aktor yang terlibat secara langsung dalam pemilihan umum dengan melakukan komunikasi yaitu para calon pemimpin (bupati, gubernur, walikota dan presiden) atau wakil rakyat lainnya. Biasanya, para calon pemimpin dan wakil rakyat tersebut mewakili suatu partai tertentu. Sehingga setiap calon pemimpin dan wakil rakyat melakukan strategi yang berbeda-beda agar bisa menarik massa yang lebih banyak lagi. Para calon tersebut merupakan aktor yang berupa individu, jadi mereka memerlukan para partisipan untuk mendukung kegiatan politik. Aktor yang mencalonkan diri didukung oleh orang-orang yang memiliki kesepahaman visi dan misi. Orang-orang tersebut merupakan para partisipan atau aktor yang berupa kelompok tertentu dengan melakukan komunikasi politik untuk mendukung terpilihnya para calon pada saat pemilihan umum berlangsung. Para partisipan ini di Indonesia disebut tim sukses.
Misalnya saja pada pemilihan presiden tahun 2009. Pemilihan umum bebas ini menempatkan tiga calon presiden dan wakil presiden dari berbagai partai. Pelibat dalam pemilihan umum ini adalah pelibat yang berupa individu dan kelompok. Pelibat individu tersebut berupa para calon presiden dan wakil presiden, sedangkan pelibat berupa kelompok adalah tim sukses dari berbagai partai. Para aktor itu menggunakan berbagai media komunikasi dan strategi yang berbeda untuk mencari massa yang lebih banyak pula. Semakin baik komunikasi politik yang mereka sampaikan maka semakin banyak pula massa yang terkumpul, begitu pula sebaliknya.
b. Pesan
Tujuan utama dalam berkomunikasi yaitu menyampaikan informasi atau pesan tertentu. Begitu pula dengan komunikasi politik. Komunikasi politik dilakukan agar pesan yang terkandung bisa tersampaikan dengan baik. Pesan yang disampaikan dalam komunikasi politik adalah pesan yang signifikan mengarah pada politik atau berkaitan dengan politik. Dalam pemilihan umum, pesan yang disampaikan harus mengandung kepentingan public atau masyarakat pada umumnya. Pesan dalam polititk terutama pada pemilihan umum harus mengandung pula keadilan secara diologis. Ketika masyarakat merasa pesan politik yang disampaikan mengandung keadilan maka bisa dipastikan konflik yang ada akan terselaikan. Namun, jika masyarakat merasa pesan politik yang disampaikan tidak mengandung keadilan, maka akan timbul banyak konflik.
c. Saluran (channel)
Saluran dalam hal ini bisa berupa media atau alatnya dan bisa juga berupa tindakan. Media saluran dalam komunikasi cukup banyak jenisnya, yaitu berupa organisasi atau institusi, sekolah, serta media massa. Sedangkan saluran berupa tindakan, yaitu pemberian suara dalam pemilu, aksi mogok buruh atau pekerja yang menuntut perbaikan upah dan kondisis kerja, serta aksi-aksi protes dan demokrasi lainnya.
Jika dilihat dari segi komunikasi politik dalam pemilihan umum, maka saluran yang paling berpengaruh yaitu berupa media massa dan organisasi. Media massa merupakan salah satu media yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu calon dalam pemilihan umum. Hampir semua komunikasi dari berbagai calon diliput oleh media massa. Semua calon pun berlomba-lomba memanfaatkan media massa ini untuk menyampaikan pesan kepada seluruh masyarakat Indonesia. Berita yang disampaikan di media massa bisa berupa berita baik ataupun berita buruk, hal ini tergantung dari komunikasi yang disampaikan oleh para calon sesuai atau tidak.
Selain media massa, saluran yang berupa tindakan banyak juga dilakukan oleh masyarakat ketika pemilihan umum. Banyak masyarakat yang melakukan protes ataupun demonstrasi yang ditujukan ke calon tertentu ataupun partai tertentu pula.
d. Konteks
Situasi atau konteks komunikasi adalah keadaan dan kecenderungan lingkungan yang melingkupi proses komunikasi politik. Jadi, semua komunikasi politik terjadi di dalam pemilihan umum tidak luput dari beberapa aspek yang terkait, yaitu nilai-nilai baik filsafat, ideology, sejarah ataupun budaya. Semua nilai-ini akan berbeda di setiap daerahnya sehingga suatu komunikasi politik harus memikirkan semua aspek tersebut agar pesan yang akan di sampaikan bisa diterima dengan baik.
e. Pengaruh (Effect)
Komunikasi politik yang bersifat persuasif akan memberikan perubahan bagi para pendengarnya. Komunikasi politik merupakan proses tarik menarik berbagai kepentingan yang ada di masyarakat dengan berbagai cara untuk mencapai tujuan tertentu. Pengaruh dari proses komunikasi tersebut bisa membawa perubahan baik yaitu perubahan yang sesuai dengan keinginan pemrakarsa pesan, bisa juga tidak terjadi perubahan apa-apa, atau pun mungkin juga dapat berupa situasi yang lebih buruk. semua itu tetap tergantung terhadap teknik komunikasi yang digunakan oleh para komunikan.
Oleh karena itu, kelima unsur ini sangat berkaitan erat akan timbulnya komunikasi politik dan tidak bisa berdiri sendiri. Komunikasi akan mebentuk suatu proses yang didalamnya mengandung kelima unsur tersebut
2.3 Prinsip dan Fungsi-fungsi Komunikasi Politik
Suatu sistem politik memiliki fungsi antara lain, yaitu sosialisasi dan recruitment politik, memperjuangkan kepentingan tertentu, pembuatan dan penerapan serta penghakiman terhadap pelaksanaan peraturan. Semua fungsi dari sistem politik tersebut dapat tercapai dengan adanya komunikasi politik yang baik pula. Pada hakikatnya, tujuan para calon pemimpin dan wakil rakyat di pemilihan umum melakukan komunikasi politik, yaitu agar fungsi dari sistem politik tersebut tercapai.
Menurut almond (1960) gaya komunikasi politik dapat dibedakan berdasarkan, apakah itu bersifat dinyatakan (manifest) atau laten, spesifik atau melebar, partikularistik atau generalistik, afektif netral, atau afektif non-netral. Dalam pemilihan umum, gaya komunikasi ini sangat berpengaruh terhadap penyampaian akan suatu informasi. Informasi yang disampaikan secara laten akan lebih berkesan daripada informasi yang disampaikan hanya dengan tulisan. Hal ini dikarenakan suasana dari komunikasi tersebut akan terasa lebih hidup, apalagi jika ditambah dengan penyampaian informasi yang lugas dan berwibawa. Selain itu, pesan yang disampaikan harus lebih generalistik dan tidak bersifat partikularistik, karena akan menimbulkan kesenjangan yang memicu adanya konflik. Sedangkan kandungan pesan yang disampaikan bisa disesuaikan dengan tujuan awalnya. Jadi, pesan yang disampaikan bisa spesifik atau melebar, ataupun afektif netral, atau afektif non-netral.Semua calon pemimpin dan wakil rakyat yang mengikuti pemilihan umum melakukan kombinasi gaya komunikasi agar bisa menarik minat masyarakat untuk memberikan suaranya dalam pemilihan umum.
Jadi komunikasi politik dengan berbagai gaya yang digunakani memiliki berbagai fungsi yang sama. Menurut Sumarno (1993:28) fungsi komunikasi politik dapat dibedakan kepada dua bagian.
1. Fungsi komunikasi politik yang berada pada struktur pemerintah (suprastruktur politik) atau disebut pula dengan istilah the governmental political sphere.
2. Fungsi yang berada pada struktur masyarakat (infrastruktur politik) yang disebut pula dengan istilah the socio political sphere.
Fungsi yang pertama berisikan informasi menyangkut kepada seluruh kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Isi komunikasi ditujukan kepada upaya untuk mewujudkan loyalitas dan integritas nasional untuk mencapai tujuan negara yang lebih luas. Sedangkan fungsi yang kedua yaitu sebagai agregasi kepentingan dan artikulasi kepentingan, dimana kedua fungsi tersebut sebagai proses komunikasi yang berlangsung di antara kelompok asosiasi dan proses penyampaian atau penyaluran isi komunikasi terhadap pemerintah dari hasil agregasi dan artikulasi tersebut.
Berdasarkan kedua fungsi tersebut dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya fungsi utama dari system komunikasi politik adalah sebagai suprastruktur dan infrastruktur dalam ruang lingkup negara. Komunikasi politik harus pula memiliki orientasi kepada kepentingan rakyat

2.4 Komunikator politik dalam pemilihan umum
Komunikator merupakan individu ataupun kelompok yang melakukan komunikasi. Menurut Leonard W dob dalam Rachman (2006), komunikator poilitik dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
1) Politikus sebagai komunikator politik
Politikus adalah orang yang memiliki otoritas untuk berkomunikasi sebagai wakil dari kelompok dan pesan yang disampaikan mengandung kepentingan politik. Jadi komunikator tersebut dalam aksinya mewakili kepentingan kelompok tertentu.
2) Komunikator professional dalam politik
Komunikator profesional adalah orang yang menghubungkan golongan elit dalam suatu organisasi, institusi ataupun kelompok tertentu dengan khalayak umum. Jadi, kelompok professional ini yang menghubungkan secara langsung dua komunitas dengan tingkat sosial yang berbeda agar pesan tersebut dapat tersampaikan denga baik pula.
3) Aktivis atau komunikator paruh waktu
Aktivis merupakan orang yang banyak tahu dan banyak terlibat tentang kegiatan politik atau komukisai politik. Namun, para aktivis tersebut tidak menggunakan kegiatan tersebut sebagai lapangan pekerjaan.
Ketiga jenis komunikator tersebut juga terdapat saat kegiatan pemilihan umum. Pemilihan umum yang merupakan ujung tombak dari berjalannya suatu kegiatan politik selanjutnya akan memunculkan dan mengerahkan ketiga jenis komunikator dalam jumlah yang cukup banyak. Jenis komunikator yang pertama yaitu politikus dalam pemilihan umum merupakan para kandidat pemimpin atau wakil rakyat yang mencalonkan diri dalam pemilihan umum. Para calon tersebut merupakan wakil dari kelompok tertentu untuk menyuarakan pesan politknya sehingga bisa menarik massa yang banyak.
Sedangkan untuk komunikator profesioanal dalam pemilihan umum yaitu bisa berupa para jurnalis, dan promoter yang senantiasa selalu memberitakan segala kegaitan politik yang dilakukan oleh para politikus kepada masyarakat umum. Para komunikator professional ini cenderung objektif dalam memberikan suatu informasi kepada masyarakat sehingga masyarakat akan lebih mengetahui informasi mengenai para calon. Selain kedua jenis komunikator tersebut jenis komunikasi yang ketiga juga tidak kalah pentingnya. Komunikator ketiga atau aktivis ini yang akan memberikan pendapat dan opini tentang semua kegiatan yang dilakukan oleh para calon dalam pemilihan umum. Aktivis ini bisa memberikan pengamatannya melalui komunikator yang pertama dan kedua. Biasanya, aktivis yang selalu memberikan opininya melalui bidang jurnalistik merupakan seorang pengamat dan pemuka pendapat, aktivis ini akan mengamati apa saja yang telah dilakukan oleh para calon dan memprediksikan hal yang terjadi didepannya. Opini dari aktivis ini terkadang bisa bersifat objektif dan bisa juga menjatuhkan kelompok tertentu. Namun, jika aktivis ini ikut menyuarakan kepentingan politik di salah satu pihak atau calon tertentu, yaitu merupakan juru bicara.

2.5 Media atau Saluran Komunikasi Politik dalam Pemilihan Umum
Ketika pemilihan umum akan mulai diselenggarakan, para calon pemimpin dan wakil rakyat berlomba-lomba melakukan berbagai komunikasi untuk menarik minat masyarakat luas. Berbagai strategi dilakukan oleh partai pendukung tersebut Teknik komunikasi dalam pemilihan umum bisa dilakukan melalui berbagai cara. Teknik komunikasi tersebut bisa terlaksana jika terdapat medianya. Media dalam melakukan komunikasi politik merupakan suatu tempat untuk menyalurkan informasi atau tempat untuk melakukan komunikasi. Saluran tersebut digunakan agar bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat yang berasal dari berbagai daerah dengan kebudayaan yang berbeda pula. Dalam menyampaikan informasi, para komunikator menggunakan saluran komunikasi politik dan saluran komunikasi persuasif.
Tipe-tipe saluran komunikasi politik dibedakan menjadi 3, yaitu
1. Komunikasi Massa
Komunikasi Massa merupakan proses dalam penyampaian pesan yang dilakukan oleh komunikator politik kepada komunikan atau khalayak umum melalui media massa, seperti media elektronik dan media cetak. Media ini sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu calon dalam pemilihan umum.
2. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi Interpersonal merupakan proses penyampaian pesan oleh komunikator politik kepada komunikan secara langsung atau tatap muka (face to face). Misalnya saja dialog.
3. Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi merupakan proses penyampaian pesan oleh komunikator politik kepada komunikan atau komunikasi vertical (dari atas ke bawah) dan horizontal (dari kiri ke kanan) sejajar. Contoh dalam pemilihan umum yaitu komunikasi antar pasangan calon dan tim suksesnya.
Sama halnya dengan tipe saluran komunikasi politik yang dibedakan menjadi tiga, tipe saluran komunikasi persuasif pun dibedakan menjadi tiga pula, antara lain:
1. Kampanye Massa
Kampenye massa merupakan proses penyampaian pesan persuasive berisi program-program, asas yang dianut, platform yang dilkaukan oleh partai politik kepada masyarakat umum sebagai calon pemilih saat pemilihan umum. Kegiatan ini bisa dilakukan melalui media massa cetak dan elektronik agar memilih calon atau wakil rakyat yang dikampanyekan. Misalnya: “buruh pabrik akan mendapatakan kehidupan yang sejahtera jika memilih calon A”
2. Kampanye Interpersonal
Kampanye Interpersonal merupakan proses penyampaian pesan persuasif yang berupa program-program, asas, platform ditambah pembagian kekuasaan partai yang dilakukan oleh komunikator politik kepada tokoh masyarakat yang memiliki pengaruh luas terhadap masyarakat yang akan menjadi pemilih di pemilu. Kegiatan ini bertujuan agar masyarakat memilih calon yang diserukan. Misalnya: Dialog antara calon presiden dan wakil presiden kepada Ketua NU di Semarang.
3. Kampanye organisasi
Kampanye organisasi merupakan proses penyampaian pesan persuasif yang berupa program-program, asas, platform, pembagian kekuasaan partai politik yang dilakukan oleh komunikator terhadap kader, fungsionaris dan anggota dalam satu organisasi partai politik dan antar sesama anggota agar memilih calon dalam pemilihan umum. Contoh: Ketua partai A memberi pesan persuasif agar memilih calon tertentu di pemilu
Berdasarkan jenis media atau saluran komunikasi yang telah disampaikan, maka semua tipe media tersebut bisa digunakan oleh para kandidat. Namun yang paling banyak digunakan oleh para kandidat, yaitu tipe saluran komunikasi persuasif politik yang bersifat mempengaruhi masyarakat agar memilih kandidat tertentu di pemilihan umum. Media massa baik media cetak ataupun elektronik merupakan alat yang digunakan untuk berkomunikasi kepada masyarakat luas agar lebih mudah menyampaikan informasi dari komunikator. Selain itu, pada saat pemilihan umum banyak para calon dan tim sukses juga melakukan kampanye baik interpersonal ataupn organisasi.

2.6 Teknik Komunikasi dalam Pemilihan Umum
Seperti penjelasan sebelumnya, bahwa media komunikasi yang cocok dalam pemilihan umum adalah tipe saluran persuasif politik yang memiliki kemampuan menjangkau seluruh lapisan masyarakat., Maka, diperlukan pula teknik komunikasi yang tepat agar media tersebut bisa berjalan dengan baik. Suatu teknik dan strategi diperlukan agar komunikasi yang disampaikan bisa menarik perhatian banyak orang dan membuka kans yang luas bagi terpilihnya calon tersebut. Dalam pembahasan ini akan dijelaskan berbagai teknik komunikasi pada saat kempanye, baik kampanye massa, kampanye Interpersonal, dan kampanye organisasi.
Teknik komunikasi yang digunakan dalam pemilihan umum bisa melalui media massa, ataupun kampanye langsung. Semua proses tersebut tidak akan berjalan jika komunikator dan pendukungnya tidak memiliki strategi dan teknik yang tepat dalam melaksanakannya.
2.6.1 Kampanye
Kampanye pemilihan biasanya dilakukan pada saat waktu kampanye setiap calon di pemilihan di tetapkan. Secara garis besar, kampanye pemilihan merupakan sistematis untuk mempengaruhi khalayak terutama calon pemilih. Hal ini bertujuan agar mereka member dukungan atau suaranya kepada kandidat yang sedang berkompetisi pada pemilihan umum.
Dalam berkampanye, manajemen kampanye merupakan hal penting yang harus diperhatikan agar kampanye bisa berjalan dengan baik. Untuk mendapatkan system manajemen kampanye yang baik, maka harus memperhatikan beberapa teknik sebagai berikut:
a. Organisasi tim kampanye
Dalam organisasi tim kampanye ini terdapat tiga unsure pokok yang harus di perhatikan, yaitu kepemimpinan organisasi dan sumber daya manusia, anggaran dan jaringan organisasi.
• Kepemimpinan dan sumber daya manusia merupakan factor utama penentu keberhasilan dari kampanye tersebut. oleh karena itu dalam kepemimpinan dan sumber daya ini harus mempertimbangkan kualitas, komitmen dan dedikasi. Jika SDM dari suatu kampanye atau tim suksesnya memiliki kualitas yang baik dan berdedikasi tinggi maka masyarakat akan tertarik untuk menyaksikan kampanye yang dilaksanakan. Pada umumnya, orang yang melakukan kampanye calon tertentu merupakan orang yang memiliki hbungan dekat dengan kandidat ataupun tokoh yang punya pengaruh besar dan disegani oleh banyak orang
• Anggaran dalam kegiatan kampanye akan berpengaruh besar terhadap berlangsungnya kegiatan tersebut. dana tersebut digunakan untuk mengadakan alat-alat, mengadakan rapat, memasang iklan, mendatangkan artis, konsumsi dan lain-lain. Jadi, kampanye pemilihan merupakan suatu kegiatan yang membutuhkan dana cukup banyak, sehingga jika dana tersebut tidak terpenuhi maka kampanye tidak akan berjalan dan sudah tentu calon atau kandidat tersebut sangat sulit memenangkan pemilihan.
• Jaringan organisasi dibutuhkan untuk membangun organisasi tim kampanye. Semakin luas jaringan yang dibuat maka semakin banyak massa pendukung calon tersebut. Jaringan organisasi dapat dikembangakan melalui pengembangan jaringan formal dan informal. Jaringan formal dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu membina jalinan hubungan keluar untuk membangun koalisi dan membina jalinan hubungan kedalam untuk maksud konsolidasi. Sedangkan secara informal tergantung pada pada pribadi tokoh yang menjadi tim kampanye, tokoh-tokoh tersebut bisa menjalin hubungan dengan berbagai kalangan di luar kegiatan formal.
b. Perencanaan dan strategi kampanye
Perencanaan kampanye merupakan rangkaian proses yang bersifat terstruktur dari upaya kampanye atau pemasaran politik. Rangkaian proses tersebut mencakup bebrapa unsir, antara lain
• Penelitian dan analisis situasi
Penelitian dan analisis situasi dilakukan supaya tim kampanye dapat mengetahui karakter-karakter ekonomi sosial dan budaya masyarakat, kecenderungan dan aspirasi pemilih serta keberadaan saingan. Semua itu harus dilaksanakan agar tim kampanye mengetahui terlebih dahulu karakter dari masyarakat sehingga bisa lebih mudah menyusun strategi serta pesan yang akan disampaikan pada saat kampanye.
• Analisis SWOT.
Analisis ini digunakan untuk mengetahui kekuatan/kelebihan yang dimiliki partai atau kandidat dibandingkan dengan yang lainnya, kelemahan/kekurangan yang dimiliki partai atau kandidat dibandingkan dengan yang lainnya, peluang/kesempatan yang dimiliki partai atau kandidat dibandingkan dengan yang lainnya, ancaman atau resiko yang dimiliki partai atau kandidat dibandingkan dengan yang lainnya.
• Tujuan-tujuan dan maksud kampanye
Tujuan-tujuan dan maksud kampanye disesuaikan dengan kondisi yang ada dilapangan. Hal ini bisa mempertimbangkan hasil analisis swot yang telah dilakukan sehingga tujuan dan maksudnya bisa tepat.
• Strategi kampanye
Strategi kampanye lebih merupakan prinsip pemikiran yang dikembangkan untuk mencapai tujuan kampanye. Strategi yang digunakan oleh setiap kandidat cenderung berbeda-beda. Mereka menggunankan strategi tersebut untuk mencari masa yang lebih banyak.
c. Pelaksanaan
Pelaksanaan dalam hal ini dimaksudkan degan pelaksanaan yang konsisten dalam pelaksanaan kampanye meskipun tetap mempertimbangkan perkembangan situasi
d. Monitoring dan evaluasi
Monitoring dan evaluasi harus terus diterapkan secara berkelanjutan. Hal ini agar para komunikator ataupn tim suksesnya bisa mengetahui permasalahan yang ada dan bisa segera memperbaiki permasalahan tersebut dengan cepat sehingga problem tersebut tidak akan mucul kembali di waktu yang lain.
2.6.2 Media Massa dalam Pemilihan Umum
Media massa memang memiliki pengaruh besar terhadap pemilihan umum di Indonesia. Seiring dengan semakin majunya teknologi di Indonesia, maka teknik komunikasi politik di Indonesiapun bertambah maju pula. Teknik komunikasi politik saat ini merupakan teknik komunikasi modern yang sebenarnya sudah dilakukan oleh negara-negara maju lainnya. Dunia perpolitikan di Indonesia telah menggunakan berbagai cara berkomunikasi dengan menggunakan media massa, baik media cetak ataupu media elektronik.
Semakin menarik pesan yang disampaikan di media massa, maka masyarakat akan tertarik pula untuk menyimak ataupun memahaminya. Terdapat beberapa teknik komunikasiyang harus diperhatikan dalam pemilihan umum dengan menggunakan media massa, antara lain:
1. Media atau Forum
Maksud dari media atau forum yaitu berbagai media, wahana, forum atau model yang dipilih dalam kampanye. Untuk media massa cetak bisa berupa surat kabar, majalah, leaflet, ataupun brosur. Sedangkan untuk media elektronik bisa menggunakan televise, radio, vcd, internet ataupun handphone. Dalam pelaksanaan rapat umum dapat dilakukan di stadion atau lapangan yang berkapasitas massa cukup banyak, dan untuk rapat terbatas bisa dilakukan di gedung atau aula, selain itu berbagai forum silaturahmi juga bisa dijadikan alternative forum komunikasi politik untuk mencari dukungan pada pemilihan.
Dewasa ini, yang sedang marak dilaksanakan oleh para kandidat yaitu pembuatan iklan kampanye melalui media cetak ataupun elektronik. Hal ini merupakan salah satu teknik komunikasi yang baik. Iklan tersebut bisa didukung oleh para artis ataupun para pejabat yang memiliki pengaruh besar di dunia politik yang disampaiakn di televises ataupun surat kabar lainnya.
Dalam pembuatan iklan ini harus memperhatikan beberapa hal penting agar iklan tersebut mudah dicerna dan menarik sehingga dapat diterima baik oleh masyarakat umum. Hal tersebut, yaitu:
• Mengandung isu tunggal
• Sederhana (mudah dicerna dan mudah diingat)
• Langsung menyentuh kebutuhan khalayak dengan segmen tertentu
• Dan terfokus pada target tertentu.
(Palupi dan pambudi dalam pawito, 2009:240)
2. Pesan-pesan kampanye
Pesan-pesan kampanye mencakup berbagai sifat isi kampanye termasuk penyampaian informasi, pembangunan citra diri, penawaran janji-janji, peneguhan slogan-slogan, serta penyampaian isu-isu tertentu. Posisi dan komitmen partai diperlukan dengan penjelasan yang rinci. Isi pesan juga harus sesuai dengan masyarakat yang akan menjadi tujuan kampanye. Jika pesan yang disampaikan tidak sesuai maka sudah jelas masyarakat akan mengacuhkan kampanye tersebut.
Seringkali para calon dalam pemilihan umum berkampanye dengan menyampaikan pesan yang bersifat umum dan abstrak, seperti meningkatkan kesejahteraan rakyat, pemberantasan korupsi, dorongan investasi sampai tingkatan tertentu. Namun hal ini cenderung akan membuat masyarakat bingung. Masyarakat butuh kejelasan akan arahan yang disampaikan jadi lebih spesifik dan tidak bersifat general. Masyarakat juga ingin mengerahui secara konkrit mengenai langkah apa saja yang akan diambil. Jadi pesan komunikasi ini sangat penting untuk membuat masyarakat percaya akan janji yang telah disampaikan tersebut.
Tujuan penyampaian pesan tersebut cocok dilakukan melalui kampanye terbuka atau tertutup, jadi bukan melalui media cetak ataupun elektronik karena jika menggunakan media cetak atau elektonik maka pesan yang tersebut tidak akan tersampaiak secara rinci.
3. Penyampaian pesan
Penyampaian pesan ini bisa dilakukan oleh bintang iklan, pembicara ataupun narasumber dalam forum-forum seminar atau diskusi, pembicara atau narasumber dari debat kampanye, juru kampanye dalam rapat umum atau terbatas, dan elite atau kendidat yang mengambil inisiatif melakukan kunjungan atau silaturahmi.
4. Pemahaman yang memadai mengenai khalayak yang dituju
Hal ini sudah disinggung di pembahasan sebelumnya, jika semua komunikasi politik yang dilakukan harus sesuai dengann kondisi masyarakat yang akan dituju. Hal ini tentunya memerlukan analisis terlebih dahulu tentang keadaan masyarakat yang akan menjadi target kampanye. Pesan yang sesuai dengan kondisi masyarakat, maka akan menambah semangat masyarakat untuk memilih kandidat tersebut dalam pemilu, begitu juga sebaliknya. Misalnya saja, masyarakat yang akan jadi target kampanye merupakan masyarakat korban bencana lumpur lapindo, namun pesan-pesan yang disampaikan lebih mengarah kepada meningkatkan ekspor ke luar negeri. Hal ini tentu sangat jauh berbeda dengan harapan masyarakat yang mendengar kampanye tersebut. jadi pemahaman yang memadai mengenai khalayak yang dituju sangat dibutuhkan demi suksesnya suatu kampanye dan pemilihan umum.

BAB III
KESIMPULAN


Kegiatan komunikasi politik berbeda dengan komunikasi pada umumnya. Pesan yang disampaikan dalam komunikasi politik merupakan pesan yang mengandung nilai-nilai politik. Tujuan komunikasi dalam politik lebih cenderung persuasif (mempengaruhi) daripada sekedar menyampaiakan informasi. Fungsi dari komunikasi politik pun lebih luas daripada komunikasi biasanya, yaitu sebagai suprastruktur dan infrastruktur dalam ruang lingkup negara. Jadi, komunikasi politik harus memiliki orientasi kepada kepentingan rakyat
Kegiatan komunikasi sering dilakukan di dalam pemilihan umum, semua unsur dalam komunikasi politik seperti pelibat, pesan, media, konteks dan effect terdapat di kegiatan tersebut. Para komunikator politik dalam pemilihan umum bukan hanya seorang politikus, tetapi juga komunikator professional, serta aktivis. Kunci kesuksesan dari pemilu adalah komunikasi politik yang baik dan menarik. Jadi hampir semua kandidat dalam pemilu melakukan berbagai teknik komunikasi politik.
Media atau saluran yang sering digunakan dalam pemilihan umum, yaitu kampanye massa, interpersonal dan organisasi. Sedangkan teknik komunikasi yang digunakan oleh para kandidat, yaitu kampanye dan komunikasi politik menggunakan media massa. Pada saat kampanye seharusnya pesan yang disampaikan disesuaikan dengan kondisi masyarakat yang menjadi target kampanye, dan komunikaor saat kampanye harus memiliki kualitas dan dedikasi tinggi agar masyarakat merasa tertarik dengan kampanye itu. sedangkan komunikasi melalui media massa, bisa dilakukan menggunakan media cetak (surat kabar, brosur, pamflet) dan media elektronik (TV, radio, HP, internet). Namun,komunikasi politik yang lagi marak dilakukan adalah pembuatan iklan pemilu di berbagai media dengan menggunakan artis atau orang yang memiliki dedikasi tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Anwar. 2003. Komunikasi Politik: Paradigma-Teori-Aplikasi-Strategi Komunikasi Politik Indonesia. Balai Pustaka, Jakarta.
Hamad, ibnu. 2007. Kampanye dan Pemasaran (http://pdfdatabase.com/download/kampanye-dan-pemasaran-pdf-8284945.html) (Online 20 Maret 2010)
Mulyana, Dedy. 2004. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
NN. 2007. Pengertian Politik (http://id.shvoong.com/law-and-politics/politics/1935230-pengertian-politik/) (Online 20 Maret 2010)
Pawito. 2009. Komuniksasi Politik. Yogyakarta: Jalasutra
Prakoso, Djoko. 1987. Tindak Pidana pemilu. Jakarta: Rajawali Pers
Sumarno. 1993. Dimensi-dimensi Komunikasi Politik. Bandung:Citraaditya Bakti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger